KERTAS TUA



Mahasiswa, banyak yang tidak tahu apa yang mahasiswa kerjakan, apa yang mahasiswa lakukan, bahkan mahasiswa itu sendiri pun banyak yang tidak apa sebenarnya mahasiswa. Mereka hanya beranggapan bahwa mahasiswa hanyalah sosok manusia yang belajar dalam lingkup universitas, pandangan dan bahkan merupakan suatu kesalahan berpikir. Kalau mereka hanya beranggapan seperti demikian, jangan berani menyandang status Mahasiswa, sandanglah status siswa yang sedang duduk dan belajar di ruang kelas yang berbeda, seragam yang berbeda, pelajaran yang lebih menjurus, namun tetap mengerjakan tugas dengan tipe yang sama.
Kita hanya bisa berucap sebagai mahasiswa ketika di tanyakan tentang pekerjaan, apakah mahasiwa merupakan pekerjaan, tuntutan atau kutukan. Banyak yang berpura-pura menjadi seorang mahasiswa namun tak mengerti tujuan utama menyandang status tersebut, bahkan mereka menganggap mahasiswa itu hanya status gagah-gagahan tidak jauh beda dengan status jendral yang di sandang oleh kepolisian. Gagah-gagahan karena membela rakyat, kaum-kaum sosialis yang hanya berani menggunakan konsep namun tidak berani untuk merealisasikan konsep.
Hanya berani berteriak jika bersama kaum se-ideologi, namun bungkam ketika diperhadapkan masalah sosial yang nyata, mengangkat toak meneriakkan kata keadilan, kesejahteraan masyarakat, namun tertawa disamping ibu tua yang sedang mengais-ngais rejeki di dalam tong sampah. Kalian lah mahasiswa yang harusnya ada didalam tong sampah, sehingga orang-orang tua mengais-ngais kalian karena merasa kasihan. Kalian lah yang hanya berani bersiul tanpa ada tindakan.
Mahasiswa-mahasiswa yang berkedok konsolidasi untuk merancang konsep-konsep perubahan, konsep-konsep yang sistematis, menyusun kata-kata secara sistematis untuk menghimpun massa, agar konsep tersebut terteriakkan dengan lantang di tengah jalan, tanpa memerdulikan akibat-akibat yang terjadi ketika mereka mulai menutup jalan. Masyarakat yang tadinya menjadi tolak ukur dalam perjuangan akhirnya terkandas ketika mata pencaharian mereka tertunda akibat gerakan-gerakan yang berujung anarkis.
Membela namun menghalang, itulah yang terjadi akhir-akhir ini.
Politik praktis bun akhirnya merambat ke lingkungan mahasiswa, orang-orang yang haus akan kekuasaan berupaya untuk menjadikan dirinya menjadi penguasa, tidak ada lagi jajaran yang sama di lingkup kemahasiswaan, karena sekat-sekat kekuasaan akan menghalangi rasa persaudaraan. Orang-orang seperti merekalah yang mestinya di jauhi, bahkan mestinya mengambil barang-barang mereka lalu meninggalkan dunia kemahasiswaan menuju dunia politik, berperan ke panggung politik bersama orang-orang yang kami benci disana.


Komentar

Postingan Populer