Lirik Kebenaran kesalahan



waktu bergerak sesuai dengan kodratnya, hingga waktu tak dapat berulang dan berulang untuk mengoreksi dirinya sendiri
Di sudut ruangan itu, diriku sempat menyandarkan punggung yang rasanya begitu berat lagi untuk ditegakkan, mulut yang mulai enggan menyuarakan yang benar, karena benar sekarang hanya ada dalam tataran idea, tak ada realitasnya. Padahal ada beberapa orang yang beranggapan kebenaran adalah kesesuaian ide dengan realitas. Jika mengacu kepada pandangan tersebut, tidak ada lagi yang namanya kebenaran di dunia ini.
Asap yang mengepung ruangan ini, bau asap yang menusuk indera penciuman seperti kebohongan-kobohongan yang melayang-layang di dunia ini, terlihat samar menyatu diudara, tercium tapi tak terhiraukan.
Banyak tawa yang aneh terdengar, apakah ini yang dikatakan sebagai kebahagiaan, ataukah semua ini semu seperti yang dikatakan pyrho yang tidak mempercayai epistemology. Ataukah kebahagiaan tergantung kesepakatan, untuk tertawa tanpa melihat subtansi. Kalau begitu, lebih baik diam walaupun diam bukan lagi emas, namun jikalau hanya tertawa dengan sesuatu yang tak terpahami, mengangguk bagaikan orang buta yang dijelaskan tentang warna, diam mungkin jawabnya.
Apalah kita yang belajar tentang benar dan salah, tapi tak mampu membedakan dengan realita yang ada. Ataukah terlalu indah tirai penutup diantara keduanya, hingga kita tak bisa melihat benar itu, salah itu.
Mereka yang mampu membedakan antara benar dan salah kini hanyalah impian belaka untuk merealisasikan pahaman menreka, karena mereka terlalu takut, takut hilangnya mereka dalam peradaban bukan karena musnah dalam tataran materi, tapi musnah digerus oleh penerus.
Biarlah diriku tak berkawan, dibanding berkawan seperti awan
Biarlah mereka pergi meninggalkan seperti lawan
Walaupun ada rasa segan
Karena aku tetap memiliki kawan
Ideologi walau dalam pahaman

Komentar

Postingan Populer