Rasa lewat Kata

Dalam riuh hanya ada rindu
Dalam tawa hanya ada lupa
Namun tak pernah ada jawabnya
Apakah cinta hanya ada dalam bahasa

Maafkan hati yang selalu bertanya, hanya engkau yang tahu jawabnya, dalam luar hanya ada tawa dalam hati selalu ada gundah. Siraman air dan sajadah membuat hati mulai menenang, entah apa yang merasuki pikiran sehingga berdampak kepada materi yang tak pernah disukai.

Diriku akan selalu rendah dan rendah
Engkau akan selalu menari di atas yang tinggi
Namun, cinta terkadang datang menampakkan kita beriring

Mereka yang berada dibalik topeng-topeng itu, hanya mampu mencaci, mencerca, memaki diri yang tak kunjung membuka telinga, biarlah mereka mencaci, biarlah hati meranam, karena hanya hati yang tak bisa mengerti. Jikalau engkau mampu mengerti, betapa keras kepalang tangan untuk terbuka, atas semua hinaan yang melayang.

Mungkin lelah untuk mencintaiku
Mungkin bosan untuk melihat tulang berlapiskan kulit ini

Biarlah hati tetap memantaskan dirinya untuk menerima dan memberi, dengan mereka yang selalu mencaci, dengan mereka yang selalu memaki. Biarlah rindu yang selalu menggebu dan terbendung, biarlah rindu menjadi teman saat sepi menjelang.

Itulah dirimu yang penuh dengan orang-orang yang mencinta dan memuja
Inilah diriku yang penuh dengan hina
Biarlah aku mencintaimu seperti mencintai diriku sendiri

Hanya Sang Pemilik Kasih Abadi yang tahu, cinta itu apa, Rindu itu bagaimana, karena cinta memperkenalkan RASA lewat KATA

Komentar

Postingan Populer