Sekali Saja Untuk Membuka Mata
“Dari Mata Turun
Kehati” kalimat tersebut bukan hanya bertujuan dalam hal percintaan saja,
mata adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Tuhan.
Semua yang ada di dunia ini dapat dilihat dengan mata,
mungkin bagi orang-orang yang lebih beruntung. Namun apakah pernah sekali saja
kita membuka mata bagi orang-orang yang “kurang beruntung”, pernah kah kita
untuk sekali saja memikirkan kehidupan orang lain tersebut.
Terkadang kita sendiri yang membutakan mata dengan gemerlap
lampu malam yang tanpa sadar telah membuat kita lupa, apa yang mereka kerjakan,
apa yang mereka harapkan, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Anak jalanan bukan korban kemalasan, anak jalanan bukan
korban ketiadaan, anak jalanan korban kebohongan, korban kemunafikan. Wahai para
orang-orang yang diberikan keberuntungan lebih, pernahkah kalian membuka mata
melihat mereka, anak jalanan yang hidup dijalan?
Kalian bisa menggunakan uang kalian untuk apa saja, untuk
apa yang kalian mau, untuk sebuah kesenangan, untuk sebuah pengorbanan, tapi
pernah kah kalian merasa jerih payah mendapatkan uang tanpa ada keahlian? Tidak
usah merasakan, coba dilihat saja sedikit. Kita bisa makan makanan apa yang mau
kita makan, tapi pernahkah kalian melihat mereka yang sedang makan makanan
sisa? Apakah kalian pernah makan makanan sisa?
Akan terbersit dalam benak kita untuk merasa “jijik” dengan
yang berhubungan jalanan, akan ada pemikiran-pemikiran idealis dan realistis
tentang jalanan, akan ada berbagai anggapan dan kecurigaan untuk menutupi bahwa
kita ini “BUTA”. Selalu ada orang yang peka terhadap mereka, dan lebih banyak
lagi orang yang mencerca, kalau kalian tidak suka yah tidak usah mencerca
mereka yang peka.
Sekali saja buka mata kita, akan ada pertanggung jawaban
untuk hal itu, gemerlap malam bukan untuk membutakan kita, tapi gemerlap malam
untuk membuka mata kita, masih banyak manusia disana yang hidup dalam gemerlap
malam, bukan untuk menikmatinya, namun untuk mencari setetes kasih.
“Akan ada banyak orang yang mencerca terhadap orang yang
peka, tidak akan ada kasih dibalik kemunafikan”
Komentar
Posting Komentar